Welcome to FRENDI FERNANDO (Majenang)Website ... monggo dinikmati...

Minggu, 02 Juni 2013

Arti Di Balik Perubahan Warna Langit Ketika Waktu Shalat Tiba

Menjelang waktu Maghrib, alam berubah ke warna merah dan di waktu ini kita kerap dinasihatkan oleh orang-orang tua agar tidak berada di luar rumah. Ini karena spektrum warna pada waktu ini menghampiri frekuensi jin dan iblis (infra-red) dan ini bermakna jin dan iblis pada waktu ini amat bertenaga karena mereka beresonansi dengan alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan juga sebaiknya berhenti dahulu pada waktu ini (shalat Maghrib dulu). Rahasia waktu Maghrib atau warna merah ialah keyakinan, frekuensi otot, saraf dan tulang.

Tahukah Anda bahwa warna merah yang dipancarkan oleh alam ketika itu mempunyai resonansi yang sama dengan jin dan syaitan. Kita lebih baik untuk berada di dalam rumah pada waktu Maghrib ini.

1. Waktu Shalat Subuh

Suka perhatiin ga, kalau waktu selepas Subuh apalagi menjelang siang, warna langit itu (kalau cerah) berwatna biru yang diselingi dengan merah (orange) yang dihasilkan oleh sinar mentari yang mau terbit.

Dalam Islam tidur setelah Subuh itu ga boleh gan karena akan ketinggalan rezeki. Seperti Sabda Rasulullah: Ya Allah berikanlah berkah kepada umatku di pagi harinya. (HR. Abu Dawud no. 2606, Tirmidzi no. 1212, Ibnu Majah no. 2236, shahih At-Targhiib wa Tarhib no, 1693)

Selain itu, mengapa kita tidak dibenarkan tidur selepas Subuh adalah karena warna biru mempertenagakan kelenjar tyroid. Bila kelenjar tyroid kita lemah seseorang itu akan mengalami masalah kehausan sepanjang hari.

Pada waktu Subuh alam berada dalam spektrum warna biru muda yang bersamaan dengan frekuensi tiroid yang mempengaruhi sistem metabolisma tubuh. Jadi warna biru muda atau waktu Subuh mempunyai rahasia yang berkaitan dengan rezeki dan komunikasi. Mereka yang kerap tertinggal waktu Subuh-nya ataupun terlewat secara berulang-ulang kali, lama kelamaan akan menghadapi masalah komunikasi dan rezeki.

Ini karena tenaga alam, yaitu biru muda tidak dapat diserap oleh tiroid yang mesti berlaku dalam keadaan roh dan jasad dalam keadaan tidur dalam arti kata lain lebih baik terjaga daripada tidur. Di sini juga dapat kita ambil hikmah untuk solat di awal waktu.

Bermulanya saat adzan Subuh, tenaga alam pada waktu itu berada pada tahap optimum. Tenaga inilah yang akan diserap oleh tubuh melalui konsep resonansi pada waktu rukuk dan sujud. Jadi mereka yang terlewat Subuhnya sebenar sudah mendapat tenaga yang tidak optimum lagi.

2. Waktu Shalat Dzuhur

Ketika ini warna kuning mendominasi atmosfera. Mengurangi makan pada waktu kuning (siang hari) ialah amalan yang terbaik untuk menjaga supaya pemikiran menjadi kreatif, tajam, dan peka. Ini adalah mengapa kita amat digalakkan untuk melakukan puasa sunah Senin dan Kamis untuk menggurangi beban kerja organ pencernaan.

Spektrum warna pada waktu ini bersamaan dengan frekuensi perut dan hati yang berkaitan dengan sistem pencernaan. Warna kuning ini mempunyai rahasia yang berkaitan dengan keceriaan. Jadi mereka yang selalu ketinggalan atau terlewat Dzuhurnya berulang- ulang kali dalam hidupnya akan menghadapi masalah di perut dan hilang sifat cerianya.

3. Waktu Shalat Ashar

Kemudian warna alam akan berubah kepada warna orange, yaitu masuknya waktu Ashar di mana spektrum warna pada waktu ini bersamaan dengan frekuensi prostat, uterus, ovarium dan testis yang merangkumi sistem reproduktif.

Rahasia warna orange ialah kreativitas. Orang yang kerap tertinggal Asar akan hilang daya kreativitasnya dan lebih malang lagi kalau di waktu Ashar dipakai buat tidur.

4. Waktu Shalat Maghrib

Menjelang waktu Maghrib, alam berubah ke warna merah dan di waktu ini kita kerap dinasihatkan oleh orang-orang tua agar tidak berada di luar rumah. Ini karena spektrum warna pada waktu ini menghampiri frekuensi jin dan iblis (infra-red) dan ini bermakna jin dan iblis pada waktu ini amat bertenaga kerana mereka beresonansi dengan alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan juga sebaiknya berhenti dahulu pada waktu ini (shalat Maghrib dulu). Rahasia waktu Maghrib atau warna merah ialah keyakinan, frekuensi otot, saraf dan tulang.

Tahukah Anda bahwa warna merah yang dipancarkan oleh alam ketika itu mempunyai resonansi yang sama dengan jin dan syaitan. Kita lebih baik untuk berada di dalam rumah pada waktu Maghrib ini.

5. Waktu Shalat Isya

Apabila masuk waktu Isya, alam berubah ke warna merah dan seterusnya memasuki fasa Kegelapan. Waktu Isya ini menyimpan rahasia ketenteraman dan kedamaian dimana frekuensinya bersamaan dengan sistem kawalan otak.

Mereka yang kerap ketinggalan Isya-nya akan selalu berada dalam kegelisahan. Alam sekarang berada dalam kegelapan dan sebetulnya, inilah waktu tidur dalam Islam di mana keseluruhan sistem tubuh berada dalam keadaan relax/istirahat.

Hikmah dibalik Peristiwa Isra' Mi'raj

Isra Mi’raj termasuk salah satu peristiwa besar yang terjadi dalam kehidupan Rasulullah saw Banyak makna yang terkandung dalam peristiwa ini besar ini. Namun sayang hal tersebut sering terhalangi oleh berbagai pemahaman dan pengamalan yang tidak berdasar. Berikut ini, pelajaran yang dapat kita ambil dari peristiwa tersebut.

1. Di antara hikmah perjalanan Isra Mi'raj sebagaimana dinyatakan para ulama adalah untuk menghibur Rasulullah saw yang saat itu mengalami duka cita mendalam karena ditinggal orang-orang terdekatnya, yaitu Abu Thalib dan Khadijah ra. Hal tersebut memberikan pelajaran bahwa dakwah di jalan Allah Ta’ala, meskipun sangat berat, penuh halangan dan rintangan, namun dibalik itu Allah sediakan balasan dan kebahagiaan yang langsung dapat dia rasakan dalam kehidupannya sebelum balasan di akhirat. Banyak hal yang didapatkan ketika seseorang ikhlash berada dalam ‘gerbong dakwah'. Hal mana tidak dia dapatkan pada selainnya. Dalam perjuangan di jalan Allah, akan terasa manisnya keimanan, indahnya persaudaraan, nikmatnya aktifitas dalam berbagai kegiatan, optimisme kehidupan dan dekatnya pertolongan.

2. Dalam riwayat disebutkan bahwa Rasulullah saw melakukan shalat sebagai imam diikuti oleh para nabi sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan kepemimpinan Rasulullah saw di hadapan para nabi. Sekaligus berisi pesan tentang misi dakwah Rasulullah saw yang bersifat universal. Bukan hanya untuk satu suku dan golongan, tetapi untuk semua umat manusia. Semua ajarannya berlaku untuk semua bangsa dan golongan serta dapat direalisasikan. Adalah keliru pandangan yang mengidentikkan Islam dengan Arab atau Arab dengan Islam. Meskipun tidak dipungkiri bahwa Rasulullah saw diutus di negeri Arab dan al-Quran diturunkan dengan bahasa Arab sedangkan negeri-negeri Arab serta bangsa Arab menjadi pusat penyebaran Islam Hal ini pada gilirannya menuntut kita untuk memiliki bekal yang mumpuni tentang ajaran Islam, sehingga dapat memilah mana yang sesungguhnya merupakan ajaran Islam dan mana yang sekedar adat atau budaya lokal saja. Agar jangan sampai lagi ada kaum muslimin yang mengatakan bahwa jilbab adalah budaya Arab sedangkan ‘Irama Padang Pasir’ justru diperdengarkan sebagai pembuka pengajian (karena dianggap bagian dari Islam).

3. Isra Mi’raj merupakan merupakan isyarat bahwa faktor utama kemenangan kaum muslimin terhadap musuhnya adalah kuatnya hubungan dia kepada Allah Ta’ala (Quwwatushshilah billah). Kita tidak menafikan kebutuhan terhadap faktor-faktor yang bersifat materi, namun pangkal dari semua itu adalah kekuatan hubungan kepada Allah. Pada peristiwa ini, tampak sekali dekatnya hubungan Rasulullah saw kepada sang Khaliq, bahkan kedekatan tersebut diperjelas dengan diangkatnya beliau menemui-Nya dan kemudian menerima perintah langsung ibadah shalat sebagai media untuk menjaga hubungan kepada Allah. Sehingga seorang ulama mengatakan bahwa shalat adalah Mi’rajul Mu’min, naiknya ruh seorang mukmin untuk menghadap Allah Ta’ala. Karena itu dalam sirah Rasulullah saw, kita dapatkan bahwa setelah peristiwa Isra Mi’raj, terjadi peristiwa Baiatul Aqabah pertama, beberapa pemuda Madinah berbaiat kepada Rasulullah saw untuk menerima Islam dan siap mendakwahkannya dengan berbagai resiko yang akan mereka tanggung. Peristiwa ini kemudian menjadi tonggak utama bagi eksisnya Islam di Madinah kemudian hari, dan berikutnya menjadi pintu bagi tersebarnya Islam ke seluruh penjuru dunia.

4. Isra Mi’raj merupakan ujian keimanan setiap muslim untuk mempercayai apa yang dibawa Rasulullah saw. Sebab peristiwa sebesar itu hanya dapat diterima dengan bahasa keimanan dan keyakinan. Itulah sesungguhnya inti dari aqidah; Meyakini tanpa keraguan. Bagi seorang muslim jika berita tersebut benar bersumber dari Allah dan Rasul-Nya, maka tidaka ada peluang bagi dirinya kecuali menerimanya dengan penuh keyakinan, tidak ada yang mustahil dalam kekuasaan Allah Taala. Sikap inilah yang ditunjukkan oleh Abu Bakar ash-Shiddiq ra ketika tanpa ragu dia menyatakan keimanannya terhadap apa yang dialami Rasulullah saw. Maka ketika orang-orang ingin mengetahui sikapnya tentang peristiwa Isra Mi’raj Rasulullah saw, tanpa ragu beliau langsung menjawab, “Jika benar itu dari Rasulullah, lebih dari itu aku akan percaya!” Karena itu dia dijuluk Ash-Shiddiq (yang membenarkan). Aqidah dan ajaran dalam Islam tidak bertentangan dengan akal sehat, namun bukan berarti keimanan kita terhadap aqidah Islam bergantung terhadap pemahaman logika.

5. Setelah menempuh perjalanan yang sangat fantastis, penuh keagungan dan kebesaran Allah, diperlihatkannya surga dan neraka, namun akhirnya Rasulullah saw kembali ke bumi di tengah masyarakatnya. Hal ini memberikan pelajaran bagi seorang muslim, bahwa siapapun yang ingin mengamalkan dan mendakwahkan ajaran Islam, hendaknya dia harus hidup di tengah masyarakatnya dengan segala problematika dan permasalahannya. Islam tidak hanya cukup ditampilkan kebesarannya di atas podium, mimbar, dan kitab-kitab, tetapi kebesarannya harus mampu ditampilkan dalam kehidupan nyata. Dan itu hanya dapat dilakukan ketika semua muslim hidup di tengah masyarakatnya dan bergelut dalam kesehariannya seraya tetap membawa nilai-nilai Islamnya dalam semua aspek kehidupannya. Tampilan Rasulullah saw dalam dakwahnya sungguh-sungguh merupakan tampilan manusia biasa yang berada di tengah-tengah masyarakatnya, beliau menahan lapar, terluka, bersembunyi, memakai baju perang, masuk ke pasar, jalan ke lorong-lorong, menyelesaikan pertikaian antar pribadi atau rumah tangga, dsb.

6. Isra Miraj memiliki pesan yang sangat dalam tentang ketekaitan erat Masjidil Aqsha dalam hati umat Islam. Singgahnya Rasulullah saw di Masjidil Aqsha dalam perjalanan Isra Mi'raj tentu bukan peristiwa yang dapat dianggap sambil lalu, kecuali dia memiliki kedudukan istimewa di tengah kaum muslimin. Masjid yang hingga kini masih saja berada dalam kekuasaan kaum Yahudi menjadi tantangan tersendiri bagi umat Islam untuk memiliki perhatian khusus terhadapnya. Karena jatuhnya salah satu tempat suci kaum muslimin di tangan Yahudi menjadi tanggung jawab tersendiri bagi kaum muslimin untuk membebaskannya. Pihak Yahudi berupaya sekuat tenaga agar masalah al-Aqsha disempitkan sebagai masalah Timur Tengah, kemudian dipersempit lagi menjadi masalah bangsa Arab, lalu dipersempit lagi menjadi masalah bangsa Palestina. Itu jelas menyesatkan, karena sesungguhnya masalah al-Aqsha adalah masalah kaum muslimin secara keseluruhan apapun ras dan suku bangsanya. Karena itu, walau sekecil apapun, harus ada kontribusi yang dapat diberikan seorang muslim untuk kebebasan Al-Aqsha dan bumi Palestina dari cengkraman tangan-tangan Yahudi yang dimurkai Allah. Walau sekedar untaian doa di sela-sela kekhusyuan ibadah kita kepada-Nya.

Wallahualam